Kapan dan Bagaimana Anak Mulai Belajar Konsep Keuangan?

Pertanyaan yang kerap timbul dalam benak orang tua saat memulai edukasi keuangan pada anak, adalah tentang kapan anak mulai bisa dikenalkan dengan konsep keuangan. Sebagian orang tua yang saya tanyai berpendapat jika usia yang paling tepat adalah setelah 7 tahun. Mengingat pada usia tersebut, anak sudah mulai dapat belajar dengan sengaja.

Pendapat tersebut ada benarnya, apabila edukasi keuangan hanya diartikan sebatas knowledge. Akan tetapi jika Anda melihat edukasi keuangan juga meliputi tentang kebiasaan dan perilaku. Maka jawabannya bisa berbeda dengan itu. 

Kapan Anak Mulai Dikenalkan Konsep Keuangan?

Perkembangan dalam metakognisi, bahasa serta kesadaran motivasi dan kontrol dalam usia 7 tahun pertama mereka, memang memungkinkan anak-anak mulai belajar dengan sengaja, seperti dalam pendidikan formal. Namun, hal itu bukan berarti pengenalan ide-ide penting (dalam hal ini termasuk konsep keuangan) tidak dapat diperkenalkan kepada anak-anak hingga tahap ini tercapai.

Seperti yang telah kita lihat, pembelajaran penting dapat terjadi melalui pengalaman dan permainan. Dengan kata lain, anak-anak yang lebih muda pun dapat belajar konsep penting dalam aktivitas mandiri mereka sendiri maupun melalui interaksi dengan orang dewasa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kemdikbud dan OJK yang menyatakan bahwa literasi keuangan dapat dilakukan sejak anak usia dini (kurang dari 7 tahun). Bahkan Kemdikbud memasukan literasi keuangan pada gerakan literasi nasional dan kurikulum PAUD.

Bagaimana Anak Usia Dini Belajar Keuangan?

Tentu saja, term belajar keuangan bagi anak usia dini berbeda dengan orang dewasa. Orang dewasa dapat belajar konsep abstrak dengan menginput informasi dari gagasan orang lain. Sementara pembelajaran anak usia dini terhadap keuangan bersifat habituasi. Mereka tidak menghapalkan pengertian, tapi melakukan internalisasi kebiasaan baik yang secara konsisten ditunjukkan atau dilakukan oleh orang dewasa di sekitar mereka.

Cara anak-anak belajar adalah dengan melihat, mengamati, menyentuh serta menirukan berbagai hal yang ia observasi. Demikian juga dengan konsep keuangan yang abstrak, mereka akan belajar dari hal-hal nyata yang terjadi di sekitar mereka.

Peran orang tua adalah memberikan peluang kepada anak-anak untuk mengalami pengalaman terkait keuangan baik secara alami maupun dalam bentuk permainan. Hal yang mereka amati itulah mereka pelajari. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang, maka mereka dapat mendeteksi pola tertentu, yang akan mereka rekam sebagai konsep.

Kata kunci dalam bagian ini adalah:

  • Imitasi: Anak belajar dengan mengamati dan menirukan. 
  • Induksi: Anak mendeteksi pola yang terjadi berulang dan menjadikannya konsep.

A    Artikel Terkait: 3 Prinsip Belajar Keuangan Bareng Anak ala Artiarta

     Contoh Cara Anak Mempelajari Kebiasaan Baik Terkait Keuangan

Misalkan saja, Anda ingin mengajari Anak untuk berbelanja sesuai dengan rencana. Salah satu pengalaman riil yang bisa dilakukan bersama anak adalah berbelanja bersama sesuai dengan daftar belanjaan.

Diskusikan/ buatlah daftar belanjaan bersama anak sebelum berbelanja. Saat berbelanja, jadikan daftar tersebut sebagai patokan dengan disiplin. Maka anak-anak akan mengamati jika Anda hanya membeli barang sesuai daftar belanjaan. Jika hal tersebut Anda lakukan secara konsisten, maka hal tersebut akan menjadi pola bagi anak-anak Anda, dan membentuk konsep bahwa berbelanja itu sesuai dengan daftar yang telah dibuat sebelumnya.

Tentu saja, kebiasaan baik tidak terjadi dalam satu malam. Memerlukan ketekunan dan bisa jadi waktu yang panjang agar pola yang ingin ditanamkan tersebut menjadi konsep yang kemudian dijalankan oleh anak Anda secara natural.

Tentu saja hal ini bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali menambahkan barang lain yang diperlukan. Namun, ingat jika fleksibel tidak sama dengan impulsif.

 

Sumber: Habit Formation and Learning in Young Children oleh Dr. David Whitebread and Dr. Sue Bingham, University of Cambridge.

Related Post

Cari Artikel